Itu bukan karena wanita memilik kepekaan indera yang lebih hebat --
hanya saja, indera pria lebih tumpul jika dibandingkan dengan indera
wanita. Dalam dunia wanita yang sangat peka, mereka mengharapkan pria
mampu membaca lisan, suara dan tanda-tanda bahasa tubuh mereka dan
mengantisipasi kebutuhan mereka, seperti yang dilakukan wanita lainnya.
Untuk alasan evolusionerlah maka hal itu didiskusikan, meski bukan itu
masalahnya. Wanita diam-diam menduga bahwa seorang pria akan tahu apa
yang diinginkannya atau dibutuhkannya; dan ketika pria itu tidak
mengerti tanda-tanda yang diberikan, wanita itu menuduhnya sebagai
"Tidak perasa -- tidak menangkap tanda-tanda itu!" Sedangkan pria di
mana pun akan membela diri, "Apakah aku harus bisa membaca pikiran mereka?"
Penelitian membuktikan bahwa pria merupakan pembaca pikiran yang payah.
Tetapi kabar baiknya adalah pada umumnya mereka dapat dilatih untuk
meningkatkan kewaspadaan mereka akan pesan-pesan tak terucap dan nada
suara.
Duh..... -_- |
Mengapa itu bisa terjadi?
Karena wanita mengungkapkan sesuatu tidak secara langsung. Melainkan melalui "konteks". Karena kosakata bukanlah hal yang sangat penting dalam otak seorang wanita, maka ia dapat merasakan bahwa definisi kata yang tepat dari kata-kata tidaklah terlalu menentukan. Lalu dia mencontoh kebebasan pemilihan kata seperti dalam puisi atau tidak merasa sungkan jika membesar-besarkan fakta hanya untuk mendapatkan pengaruh dari kata-katanya.
Karena wanita mengungkapkan sesuatu tidak secara langsung. Melainkan melalui "konteks". Karena kosakata bukanlah hal yang sangat penting dalam otak seorang wanita, maka ia dapat merasakan bahwa definisi kata yang tepat dari kata-kata tidaklah terlalu menentukan. Lalu dia mencontoh kebebasan pemilihan kata seperti dalam puisi atau tidak merasa sungkan jika membesar-besarkan fakta hanya untuk mendapatkan pengaruh dari kata-katanya.
Sedangkan pria menerjemahkan setiap kata-kata yang
diucapkan wanita seolah semuanya memang begitu "apa adanya" dan bereaksi
sesuai dengan apa yang didengarnya.
0 komentar:
Posting Komentar