Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat diambil dari prensentasi kelompok dua mengenai "Perilaku Konsumen" :
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu :
1. Berpikir jangka pendek (short term perspective).
2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior).
3. Suka berkumpul.
4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology).
5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented).
6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect).
7. Beragama(religious).
8. Gengsi (putting prestige as important motive).
9. Budaya lokal (strong in subculture).
A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan.
2. Pendekatan nilai guna Ordinal
Pendekatan
nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference :
manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang
tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Persamaan
antara dua pendekatan diatas adalah yaitu sama-sama menjelaskan tindakan
konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan
pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya
(maximum utility).
B. KONSEP ELASTISITAS
Elastisitas
mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap
perubahan harga. Elastisitas juga merupakan salah satu konsep penting
untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep
elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam
menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.
1. Elastisitas Harga Permintaan (Price
Elasticity of Demand) adalah tingkat perubahan permintaan terhadap
barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut.
2. Elastisitas Silang (Cross Elasticity) menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan
tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap.
3. Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan
(peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer yang akan
berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh
perubahan tersebut diukur dengan apa yang di sebut elistisitas
pendapatan.
Untuk di Indonesia sendiri, tingkat perilaku
konsumtif sudah berada pada level yang menghawatirkan. Sikap latah atau
budaya ikut-ikutan demi gengsi adalah faktor utama yang membuat
masyarakat Indonesia menjadi sangat konsumtif terhadap barang-barang
branded dari luar. Agaknya mulai sekarang kita harus belajar
mementingkan keperluan yang benar-benar urgent dibutuhkan, ketimbang
harus membeli suatu barang hanya untuk menaikan gengsi dan pada akhirnya
barang tersebut menjadi barang percuma tanpa kita bisa memaksimalkan
penggunaan barang tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar