Geng motor bukan monopoli kota-kota di luar Jakarta seperti Bandung,
Denpasar atau Surabaya. "Wabah" geng motor juga masuk di Jakarta. Dua
aksi kekerasan yang melibatkan kelompok pengendara sepeda motor terjadi
di Jakarta, Jumat dan Sabtu dinihari lalu adalah buktinya. Dua orang
tewas dan tiga lainnya luka-luka karena dua kejadian itu.
Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto,
menduga kekerasan yang terjadi pada Sabtu dinihari itu dilatarbelakangi
aksi balap liar. "Korban tewas adalah pelajar bernama Soleh, 17 tahun,
warga Kelurahan Lagoa, Jakarta Utara," kata Rikwanto kemarin.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Tanjung Priok, Komisaris
Sunardi, menambahkan bahwa penyerangan terhadap Soleh terjadi menjelang
pukul 3 subuh. Menurut Sunardi, saat itu Soleh dan tiga rekannya yang
mengendarai dua sepeda motor hendak mengisi bensin di stasiun pengisian
bahan bakar Shell di Jalan Danau Sunter.
Saat itulah sekelompok pengendara motor lain menyerang keempatnya secara
beringas. Soleh mengalami luka tusuk di pinggang kiri. Adapun dua
rekannya, Zaenal, 19 tahun, dan Reza, 17 tahun, terluka parah di kepala
dan tengkuk. Satu lagi, Ardian, menderita luka ringan.
“Jenazah Soleh sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, sementara
yang terluka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Koja," kata Sunardi
kemarin. Polisi langsung memburu para pelaku penyerangan di SPBU itu.
Meski pelaku mengendarai sepeda motor, Sunardi belum mau menyimpulkan
hal itu sebagai bentuk pertikaian antarkelompok geng motor. "Kami masih
menyebutnya antarkelompok pemuda," kata dia.
Berbeda dengan di Sunter, kekerasan yang terjadi di Jalan Marga Guna,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sudah jelas buntut dari konflik
antargeng sepeda motor. Motif balas dendam terungkap setelah polisi
membekuk Azwar Anas, seorang di antara tersangka pengeroyok Rahmad
Gunawan, 23 tahun, hingga tewas pada Jumat dinihari lalu.
Pelajar sekolah kejuruan yang ditangkap di rumahnya di Ciputat,
Tangerang Selatan, pada Jumat sore, itu mengaku dendam akibat
perkelahian yang terjadi sebelumnya antara kelompoknya dan kelompok
Rahmad. Dia dan sekitar 30 temannya, dengan mengendarai motor, lalu
mendatangi Rahmad dan kelompoknya yang dinihari itu, sekitar pukul 1.30,
sedang nongkrong.
Kelompok Azwar menyerang dengan senjata tajam. Rahmad sebenarnya sempat
lari, tapi terjatuh. Saat itulah Azwar menggunakan senjata tajamnya.
"Ditemukan luka tusuk di leher, lengan, dada, dan punggung korban," kata
Rikwanto.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar
Imam Sugianto membenarkan bahwa Azwar telah diperiksa. "Ya, dia
pelakunya," kata Imam. Tapi Imam mengaku belum tahu persis jumlah
pengeroyok. "Soal itu sedang kami kembangkan," kata dia. Azwar dijerat
dengan Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan ancaman hukuman
hingga lima tahun penjara.
Menurut pendapat saya sih adalah itu terjadi karena ada beberpa faktor psikologi yang perlu diarahkan kepada para mereka-mereka ini yang notabenenya kurang perhatian orang tua ataupun korban brokenhome.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar